Inovasi dosen Teknik Sipil Universitas Asahan manfaatkan limbah abu kerak boiler sawit menjadi paving block berstandar SNI. Produk ini dinilai ekonomis dan mendukung pembangunan berwawasan lingkungan.
Arsad Ddin
4 Juni 2025Inovasi dosen Teknik Sipil Universitas Asahan manfaatkan limbah abu kerak boiler sawit menjadi paving block berstandar SNI. Produk ini dinilai ekonomis dan mendukung pembangunan berwawasan lingkungan.
Arsad Ddin
4 Juni 2025Asahan, HAISAWIT – Dosen Universitas Asahan (UNA) mengembangkan paving block ramah lingkungan berbahan limbah padat sawit dengan memanfaatkan abu kerak boiler sebagai alternatif pengganti pasir pada material konstruksi.
Bahan tersebut berasal dari abu kerak boiler (AKB), limbah hasil pembakaran di pabrik kelapa sawit milik PTPN 3 Sei Silau, Kabupaten Asahan.
Inovasi ini digagas Ir Muhammad Irwansyah, dosen Teknik Sipil Universitas Asahan. Ia memanfaatkan karakter fisik AKB yang menyerupai pasir.
Pemanfaatan AKB ditujukan sebagai bahan substitusi pasir alami dalam pembuatan paving block. Upaya ini juga mendukung pengurangan eksploitasi pasir dari alam.
“Kami melihat potensi besar dari abu kerak boiler, yang secara fisik menyerupai pasir. Jika dimanfaatkan dengan tepat, limbah ini bisa menjadi bahan konstruksi alternatif yang tidak hanya ekonomis tetapi juga ramah lingkungan,” ujar Irwansyah, dikutip dari laman resmi UNA, Rabu (04/06/2025).
Paving block hasil eksperimen menggunakan variasi campuran AKB mulai dari 25% hingga 100%. Material lain dalam campuran termasuk semen Portland tipe I dan agregat halus.
Hasil awal menunjukkan pada campuran 25% AKB, paving block memiliki kekuatan dan daya tahan sesuai standar nasional. Pengujian dilakukan mengikuti SNI 03-0691-1996.
“Pada kadar tertentu, AKB berfungsi sebagai filler yang efektif, mengisi pori-pori dalam campuran dan meningkatkan kepadatan paving block,” sambung Irwansyah.
Pemeriksaan sifat fisik dilakukan di laboratorium Teknik Sipil UNA. Porositas paving block tercatat 2,7% dan kepadatan mencapai 1.880,96 kg/m³.
Daya serap air produk hanya 3,67%, sementara kekuatan tekan mencapai 8,9 MPa. Semua hasil ini memenuhi persyaratan fisik dan mekanik sesuai ketentuan.
Selain itu, Irwansyah menggunakan pendekatan ilmiah lanjutan seperti XRD, FTIR, dan SEM untuk menganalisis struktur dan komposisi material.
Hasil XRD mengungkap kandungan mineral silika (SiO₂) dan kalsium oksida (CaO) dalam AKB. Sementara FTIR menunjukkan intensitas tinggi pada spektrum gugus silika.
Citra SEM memperlihatkan keberadaan senyawa pembentuk C-S-H (Calcium Silicate Hydrate) yang berperan dalam kekuatan paving block.
Dekan Fakultas Teknik UNA, Amir Hamzah, memberikan dukungan terhadap hasil penelitian tersebut. Ia menyebut riset ini relevan menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan.
“Kami sangat bangga. Ini adalah bentuk integrasi antara ilmu pengetahuan dan penerapannya di lapangan. Penelitian ini menjawab dua tantangan sekaligus: mengurangi limbah industri dan melestarikan sumber daya alam,” ujar Amir.
Ia juga menyampaikan bahwa fakultas terbuka untuk kerja sama lebih luas dengan industri dan pelaku UMKM demi pengembangan hasil riset ini.
“Kami berharap produk ini dapat digunakan secara massal dan menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur daerah yang berorientasi pada ekonomi sirkular,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Asahan, Dr. Mangaraja Manurung, juga memberikan perhatian pada upaya pemanfaatan limbah industri dalam dunia konstruksi.
“Penggunaan limbah industri sebagai bahan bangunan tidak hanya relevan, tapi sangat dibutuhkan saat ini. Ini adalah bentuk nyata kontribusi universitas dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” katanya.
Ia juga menyatakan bahwa universitas mendukung pengembangan lanjutan dan kolaborasi dengan sektor industri agar manfaat riset bisa diperluas.
Hingga saat ini, pemanfaatan abu kerak boiler dari pabrik sawit masih tergolong rendah. Padahal, limbah tersebut dapat diolah menjadi bahan konstruksi alternatif.
Abu yang semula hanya dibuang, kini menunjukkan potensi sebagai material padat yang kuat, aman, dan ekonomis.
Dengan metode pengujian ilmiah dan hasil yang memenuhi SNI, inovasi ini membuka jalan pemanfaatan limbah sawit yang selama ini belum tergarap maksimal.***