
CEO
Smart Batik, Miftahudin Nur Ihsan (Tengah) Bersama Tim Juri dan Finalis Green
Business Competition MBA UGM 2025.
Yogyakarta, HAISAWIT - CEO CV. Smart Batik Indonesia (Smart Batik), Miftahudin Nur Ihsan, diundang
menjadi salah satu Dewan Juri pada kegiatan Final Green Business Competition
9.0 yang diselenggarakan Master of Business Administration (MBA), Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada di Gedung MBA UGM, Sabtu 10 Mei
2025. Green Business Competition 9.0 merupakan ajang kompetisi bisnis yang
bertujuan untuk membentuk pola pikir pemimpin yang kritis dalam mengenali
tantangan di masyarakat, kemudian merumuskan ide bisnis secara strategis dan
terukur untuk mengatasi tantangan tersebut. Mereka harus tetap mengambil
tindakan segera untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) dan memerangi
perubahan iklim.
Green Business Plan Competition 9.0 merupakan wadah inovasi dan kreativitas
bagi mahasiswa UGM untuk berbagi ide bisnis, mengembangkan ilmu melalui
kompetisi, menggunakannya sebagai sarana pembelajaran, dan membangun kemitraan
dengan mahasiswa lain. Tema yang diusung pada periode ini adalah “Dari Visi ke
Aksi: Membina Inovasi Berkelanjutan”. Ide bisnis yang inovatif tidak hanya
mampu menghasilkan laba, tetapi juga mampu memecahkan masalah lingkungan yang
kritis dan mengubah masyarakat yang kurang mampu. Solusi terbaik akan muncul
dari ajang kompetisi ini.
Setelah melalui beberapa tahap, terpilih lima finalis yang kemudian
melakukan presentasi untuk menentukan Juara 1, 2, dan 3. Adapun Dewan Juri pada
kegiatan ini terdiri dari tiga juri dari kalangan akademisi dan praktisi. Dewan
juri yang berasal dari unsur akademisi adalah Rr. Tut Nastiti, M.Si., Ph.D,
yang merupakan Dosen FEB UGM. Sementara dari kalangan praktisi diwakili oleh
Saprian yang kerap disapa BangSap, CEO Environesia Group dan Miftahudin Nur
Ihsan selaku CEO Smart Batik.
Dalam kesempatan ini, selain memberikan pertanyaan, Ihsan juga memberikan
masukan untuk pengembangan rencana bisnis yang dipresentasikan peserta. Salah
satunya, Ihsan menyampaikan pentingnya memperhatikan aspek keberlanjutan dalam
setiap usaha yang direncanakan peserta dan tentunya dukungan stakeholder terkait
untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Ihsan mencontohkan saat ini telah
mengembangkan produk Batik Sawit yang lebih ramah lingkungan dengan
memanfaatkan produk turunan sawit sebagai subtitusi parafin. Melalui dukungan
berbagai stakeholder termasuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP),
produk Batik Sawit telah diterima pasar dan juga telah sampai ke mancanegara.
Bahkan saat ini, sekitar 60 Ibu-Ibu pembatik terlibat dalam produksi Batik
Sawit.
Setelah melalui tahap presentasi, terpilih tiga juara.
Juara 1 diraih oleh Gyfen Team dengan judul bisnis “Foodloop: Impactful Waste
Solutions For A Greener Future”. Juara 2 diraih oleh The Wisma dengan judul
bisnis “Accelerating Smart Construction for the Future of Business #BuildSmartLiveGreen
with ECON’s modular ecosystem”. Sementara juara 3 diraih oleh Tim Uri Turi
dengan judul bisnis “Teh Salaka: Inovasi Teh Herbal Kulit Salak Berbasis
Ekonomi Sirkular Menuju SDGs”. Para pemenang kemudian memperoleh trophy, uang
pembinaan dan piagam penghargaan.