Dosen Biologi University Malaysia Terengganu dan Universitas Negeri Malang Kolaborasi Bahas Bioremediasi Limbah Sawit Berbasis SDGs

Dosen University Malaysia Terengganu dan Universitas Negeri Malang menggelar co-teaching membahas bioremediasi limbah sawit. Kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs melalui teknologi ramah lingkungan di sektor perkebunan.

BERITA

Arsad Ddin

6 Juni 2025
Bagikan :

Program Co-Teaching Bioremediasi Limbah Sawit oleh Dosen Biologi University Malaysia Terengganu dan Universitas Negeri Malang di Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang pada 28–29 April 2025. (Foto: Doc. Prodi Bioteknologi FMIPA UM)

Malang, HAISAWIT – Kolaborasi dosen lintas negara dari University Malaysia Terengganu dan Universitas Negeri Malang menyatukan fokus pada isu bioremediasi limbah sawit berbasis keberlanjutan.

Kegiatan ini berlangsung melalui program co-teaching pada 28–29 April 2025, membahas metode pengelolaan limbah ramah lingkungan dari industri kelapa sawit.

Dilansir laman Prodi Bioteknologi FMIPA UM, Jumat (06/06/2025), kegiatan co-teaching ini diikuti oleh 60 mahasiswa dari berbagai program studi dan difokuskan pada teknik bioremediasi untuk mengurai limbah cair sawit.

Perkuliahan bersama ini diselenggarakan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

Setiap sesi berlangsung selama dua jam per hari dan difasilitasi oleh dosen Biologi dari kedua universitas.

Dr. Muhammad Fairus bin Noor Hassim dari University Malaysia Terengganu membawakan materi utama tentang pemanfaatan mikroorganisme dan tanaman dalam pemulihan lingkungan.

Materi ini mencakup penggunaan bakteri lokal serta tanaman hiperakumulator dalam mengurai limbah dari pabrik kelapa sawit.

Selain itu, dibahas juga pendekatan ekologis untuk restorasi lahan pascaperkebunan yang terdegradasi akibat aktivitas industri.

Program ini menjadi bagian dari kerja sama internasional untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Empat poin SDGs yang diangkat mencakup air bersih, produksi bertanggung jawab, ekosistem daratan, dan kemitraan global.

Kolaborasi antara kedua perguruan tinggi ini juga memperkuat pengembangan kurikulum berbasis isu lingkungan di kawasan Asia Tenggara.***

Bagikan :

Artikel Lainnya