Rektor Unmer Ajak UKM Tak Hanya Jadi Pemasar, tapi Produsen Produk Sawit

Dalam Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025 di Madiun, Rektor Universitas Merdeka Madiun mendorong pelaku UKM mengembangkan produk mandiri berbahan kelapa sawit.

BERITA

Arsad Ddin

1 Juni 2025
Bagikan :

BPDP Dan Majalah Sawit Indonesia gelar Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025, di Madiun, Jumat (23/05/2025).

Madiun, HAISAWIT – Rektor Universitas Merdeka Madiun, Luluk Sulistiyo Budi, mengajak pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk tidak hanya menjadi pemasar produk turunan kelapa sawit, tetapi juga mulai memproduksi sendiri produk tersebut. Ajakan ini disampaikan dalam Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025 di Madiun, Jumat (23/05/2025).

Menurut Luluk, kelapa sawit memiliki banyak produk turunan bernilai tinggi yang dapat dikembangkan oleh UKM secara mandiri. Dengan memproduksi sendiri, UKM bisa meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk mereka di pasar.

Selain itu, Luluk menjelaskan, sawit juga sangat beragam dalam penggunaannya. Di sektor pangan, minyak sawit dapat diolah menjadi margarin, shortening, dan bahan makanan lain yang sudah umum dikonsumsi masyarakat.

Di luar sektor pangan, produk minyak sawit bisa digunakan sebagai bahan baku kosmetik, sabun, detergen, obat-obatan, dan bahkan plastik biodegradable yang ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan UKM.

“Minyak sawit mengandung Vitamin E dan karotenoid yang merupakan antioksidan penting untuk kosmetik dan produk farmasi,” ujar Luluk Sulistiyo Budi, dikutip dari laman BPDP, Minggu (01/06/2025).

Luluk menilai, pelaku UKM sebaiknya tidak hanya mengandalkan sebagai perantara atau pemasar produk sawit. Namun, mereka harus mulai berani mengolah bahan baku sawit menjadi berbagai produk turunan bernilai tambah.

Pengembangan produk mandiri ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan kapasitas UKM yang dilakukan pemerintah daerah dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Kegiatan ini mendorong UKM untuk lebih produktif dan inovatif.

Workshop di Madiun ini dihadiri 110 peserta dari pelaku UKM, mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Mereka mendapatkan wawasan tentang manfaat sawit serta cara memanfaatkan produk turunannya untuk pengembangan usaha.

Selain Luluk, narasumber lain dari BPDP dan pelaku UKM berbagi pengalaman sukses mengembangkan produk turunan sawit seperti batik berbahan malam sawit dan berbagai olahan makanan.

Kepala Divisi UKMK BPDP, Helmi Muhansyah, menambahkan bahwa BPDP juga aktif mempromosikan pengembangan produk UKM berbahan sawit di seluruh Indonesia. Program ini menjadi bagian dari strategi pendanaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa sawit memberikan kontribusi devisa sebesar USD 20 miliar pada 2024. Selain itu, sawit mendukung penghematan impor di program B40 yang berdampak positif bagi perekonomian nasional.

BPDP kini juga mencakup pengelolaan dana untuk kelapa dan kakao sesuai Perpres 132 Tahun 2024. Dana tersebut digunakan untuk berbagai program, termasuk promosi sawit, peremajaan sawit rakyat, penyediaan bahan bakar nabati, dan riset pengembangan SDM.***

Bagikan :

Artikel Lainnya