Kementerian Pertanian melepas empat varietas kelapa sawit unggul yang tahan penyakit Ganoderma. Langkah ini mendukung produktivitas petani di wilayah endemis dan memperkuat sistem perbenihan nasional.
Arsad Ddin
21 Mei 2025Kementerian Pertanian melepas empat varietas kelapa sawit unggul yang tahan penyakit Ganoderma. Langkah ini mendukung produktivitas petani di wilayah endemis dan memperkuat sistem perbenihan nasional.
Arsad Ddin
21 Mei 2025Jakarta, HAISAWIT – Kementerian Pertanian (Kementan) resmi melepas empat varietas unggul kelapa sawit yang tahan terhadap penyakit Ganoderma, penyakit yang menjadi momok serius bagi perkebunan sawit di Indonesia. Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester I Tahun 2025 digelar selama dua hari, 14 – 15 Mei 2025.
Varietas baru tersebut dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT Socfin Indonesia. Masing-masing lembaga melepas dua varietas yang telah melewati uji coba ketat di lapangan untuk memastikan kualitas dan ketahanan.
Direktur Perbenihan Perkebunan, Takdir Mulyadi, menjelaskan bahwa varietas-varietas ini memberikan solusi nyata bagi petani yang berada di wilayah rawan Ganoderma.
“Dengan adanya varietas kelapa sawit yang memiliki ketahanan terhadap Ganoderma, petani kini memiliki solusi untuk mengatasi tantangan di wilayah yang endemis penyakit tersebut,” ujarnya, dikutip laman Ditjenbun Kementan, Rabu (21/05/2025).
Selain ketahanan, beberapa varietas juga memiliki keunggulan lain, seperti bunga jantan yang melimpah yang dapat meningkatkan produktivitas melalui penyerbukan yang lebih baik.
“Sementara varietas dengan bunga jantan melimpah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kebun melalui perbaikan sistem penyerbukan,” tambah Takdir.
Takdir menyebut pelepasan varietas ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Direktorat Jenderal Perkebunan untuk memperkuat sistem perbenihan nasional.
“Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang Direktorat Jenderal Perkebunan dalam memperkuat sistem perbenihan nasional dan memastikan bahwa petani memiliki akses terhadap benih yang berkualitas dan adaptif terhadap tantangan zaman,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, dan pelaku usaha yang telah menghasilkan inovasi ini sebagai bukti nyata pengembangan komoditas perkebunan strategis Indonesia.
“Saya mengapresiasi kolaborasi antara pelaku usaha, lembaga riset, dan pemerintah yang telah menghasilkan inovasi varietas ini dan menjadi bukti nyata mendukung pengembangan komoditas perkebunan strategis Indonesia,” katanya.
Varietas DXMC PPKS 7015 memiliki potensi produksi sekitar 34,8 ton TBS per hektar per tahun dengan rendemen minyak mencapai 28,7 persen.
Sementara varietas Simalungun Socfindo unggul dengan pertumbuhan yang seragam dan toleransi baik terhadap tekanan lingkungan, serta potensi produksi mencapai 31 ton TBS per hektar per tahun.
Semua varietas telah melalui uji adaptasi di berbagai lokasi yang diawasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan.
Hasil uji ini memastikan varietas siap diproduksi massal dan didistribusikan ke petani di berbagai daerah.
Data varietas tercatat di Sistem Informasi Perbenihan Perkebunan, mendukung pengelolaan distribusi benih unggul secara terintegrasi.
Langkah ini bertujuan memperkuat ketahanan sawit nasional terhadap Ganoderma sekaligus meningkatkan produktivitas petani dan pelaku usaha.
Pengembangan varietas unggul menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendukung sektor kelapa sawit yang kompetitif dan berkelanjutan.***