Dorong Kemandirian Energi, Komisi VII DPR Usul Biodiesel Sawit Gantikan BBM Impor

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, dorong pemanfaatan biodiesel sawit untuk mengurangi impor BBM dan beban subsidi energi, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

BERITA

Arsad Ddin

20 Mei 2025
Bagikan :

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, sampaikan pentingnya pengembangan biodiesel sawit sebagai solusi defisit BBM nasional dalam pertemuan bersama mitra kerja di Medan, Kamis (11/4/2025). (Foto: Ridwan/vel).

Medan, HAISAWIT – Komisi VII DPR RI mengusulkan pemanfaatan produk turunan sawit dalam bentuk biodiesel sebagai langkah nyata mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM.

Langkah ini dinilai penting untuk menekan beban subsidi energi yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Usulan ini disampaikan dalam pertemuan Komisi VII bersama mitra kerja di Medan, Kamis (11/4/2025).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menyampaikan pentingnya hilirisasi industri sawit. Menurutnya, sawit memiliki potensi besar untuk diolah menjadi biodiesel.

“Sehingga, (hal itu dapat memenuhi kebutuhan energi) di tengah-tengah defisitnya kebutuhan BBM kita atau energi kita yang selama ini kita impor ya,” ujar Lamhot di Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/4/2025), dikutip dari laman EMedia DPR RI, Selasa (20/05/2025).

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan biodiesel dari sawit merupakan salah satu solusi realistis mengatasi ketidakseimbangan produksi dan konsumsi BBM nasional.

“Nah, karena itu kita ingin mendorong industri sawit untuk memproduksi industri turunan untuk biodiesel untuk menutupi defisitnya BBM kita atau mengurangi angka importasi BBM kita,” sambungnya.

Lamhot mengungkapkan bahwa konsumsi BBM nasional saat ini mencapai sekitar dua juta barel per hari. Sementara itu, kapasitas lifting migas hanya sekitar 600 ribu barel per hari.

Kondisi ini membuat Indonesia harus mengimpor antara 1,4 hingga 1,6 juta barel per hari untuk menutupi kebutuhan tersebut. Hal itu berdampak langsung pada meningkatnya anggaran subsidi energi.

“Kalau kemudian nanti semua industri sawit kita ini bisa memproduksi biodiesel sebagai hasil turunan daripada industri sawit, maka kemudian otomatis importasi kita terhadap BBM yang saat ini membebani APBN kita, itu tentu akan menurun jauh drastis,” ucap Lamhot.

Dalam pertemuan tersebut, Komisi VII DPR RI membahas strategi hilirisasi energi terbarukan berbasis sawit bersama berbagai pemangku kepentingan. Pertemuan ini menjadi bagian dari langkah evaluasi terhadap ketahanan energi nasional.

Turut hadir dalam forum itu perwakilan dari Kemenperin RI, GAPKI, APROBI, PTPN IV, BPDPKS, dan sejumlah pelaku industri sawit lainnya. Diskusi fokus pada penguatan rantai pasok dan efisiensi produksi biodiesel.

Lamhot juga menekankan perlunya dukungan pemerintah terhadap percepatan investasi di sektor energi terbarukan dari kelapa sawit. Langkah tersebut dinilai krusial dalam mendukung ketahanan energi nasional secara berkelanjutan.***

Bagikan :

Artikel Lainnya