Pabrik Inti Sawit Pabatu PTPN IV Diprediksi Kekurangan Puluhan Tenaga Kerja Tahun Ini

Pabrik Pengolah Inti Kelapa Sawit (PPIS) Pabatu milik PTPN IV diperkirakan kekurangan hingga 37 tenaga kerja sepanjang 2025.

BERITA

Arsad Ddin

19 April 2025
Bagikan :

SEVP Business Support PTPN IV Regional II Ahmad Diponegoro (tengah) mengunjungi Pabrik Inti Sawit Pabatu pada Rabu (16/04/2025). (Foto: FP PTPN 4 Regional 2)

Serdang Bedagai, HAISAWIT – Pabrik Pengolah Inti Kelapa Sawit (PPIS) Pabatu yang dikelola PTPN IV Regional II diprediksi mengalami kekurangan puluhan tenaga kerja pada tahun 2025.

Kondisi ini terungkap dalam kunjungan kerja SEVP Business Support PTPN IV Regional II Ahmad Diponegoro ke pabrik tersebut pada Rabu (16/04/2025).

Dilihat FP PTPN IV Regional 2, Sabtu (19/04/2025), kekurangan tenaga kerja tercatat sebanyak 27 orang hingga April 2025, dan diperkirakan mencapai 37 orang pada akhir tahun ini.

Jumlah tersebut termasuk tiga posisi karyawan pimpinan yang belum terisi, yaitu dua asisten pengolahan dan satu asisten QA.

Manajemen pabrik menilai kekosongan ini mengganggu fokus dalam mendukung kelancaran aktivitas produksi.

Jika tidak segera diisi, kekurangan tenaga kerja diperkirakan berdampak pada stabilitas operasional pabrik.

Selain itu, kekurangan tenaga kerja disebut turut dipengaruhi oleh keberadaan karyawan MBT yang memasuki masa akhir kontrak.

Dalam struktur organisasi PTPN IV yang diatur melalui keputusan tertanggal 17 Januari 2023, PPIS seharusnya berdiri sendiri sebagai unit terpisah dari PKS Pabatu.

Namun, hingga kini PPIS masih berada di bawah manajemen PKS Pabatu, sehingga distribusi tanggung jawab kerja belum optimal.

Situasi ini juga menjadi perhatian dalam rangka persiapan penerimaan inti sawit (PK) dari kebun KSO DRU dan DRN.

Pabrik melakukan langkah awal dengan rencana rekondisi instalasi kempa sebagai bagian dari antisipasi teknis.

Upaya tersebut merupakan bagian dari persiapan operasional yang lebih luas dalam menghadapi potensi peningkatan volume pengolahan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa penyesuaian tenaga kerja masih menjadi kebutuhan mendesak di PPIS Pabatu.**

Bagikan :

Artikel Lainnya