Curah Hujan Tinggi di Sumatra dan Malaysia, Suplai CPO Menurun

Curah hujan tinggi di Sumatra dan Malaysia menyebabkan gangguan panen dan distribusi minyak sawit. Kondisi ini berdampak pada pasokan CPO di pasar global.

BERITA

Arsad Ddin

28 Maret 2025
Bagikan :

Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (Foto: gapki.id)

Jakarta, HAISAWITCurah hujan tinggi yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Malaysia berdampak pada penulunan suplai minyak kelapa sawit (CPO). Kondisi ini mempengaruhi harga referensi CPO yang ditetapkan pemerintah untuk periode April 2025.

Harga referensi (HR) CPO periode April 2025 ditetapkan sebesar USD 961,54 per metrik ton (MT). Angka ini mengalami kenaikan sebesar USD 7,03 atau 0,74 persen dari HR CPO periode Maret 2025 yang tercatat sebesar USD 954,50 per MT.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, menjelaskan bahwa penetapan harga ini tetap mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk pasokan dan permintaan global.

"Saat ini, HR CPO turun mendekati ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 124/MT dan PE CPO sebesar 7,5 persen dari HR CPO periode April 2025, yaitu sebesar USD 72,1152/MT untuk periode April 2025," tutur Isy dalam keterngan pers Kemendag, Kamis (27 Maret 2025).

Curah hujan tinggi yang terjadi sejak awal tahun ini membuat produksi Tandan Buah Segar (TBS) di beberapa wilayah perkebunan sawit terganggu. Hujan berkepanjangan menyebabkan keterlambatan panen serta hambatan distribusi CPO ke pabrik pengolahan.

Di Malaysia, kondisi serupa juga terjadi. Hujan deras di beberapa wilayah produksi utama menghambat aktivitas panen dan transportasi, yang berimbas pada terbatasnya suplai CPO ke pasar internasional. Hal ini turut mempengaruhi harga minyak sawit global.

Berdasarkan data dari sumber harga referensi, rata-rata harga CPO di Bursa Malaysia tercatat sebesar USD 1.065,60 per MT. Sementara itu, Bursa CPO di Indonesia mencatatkan harga USD 857,47 per MT, dan di pasar lelang Rotterdam mencapai USD 1.553,06 per MT.

Penurunan suplai akibat faktor cuaca ini menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi perhitungan HR CPO periode April 2025. Selain itu, permintaan dari negara importir utama seperti India dan Tiongkok juga mengalami penurunan.

Dengan kondisi ini, pelaku industri sawit perlu mencermati dinamika harga dan suplai di pasar global. Faktor cuaca yang tidak menentu dapat terus mempengaruhi produksi dan distribusi minyak sawit di berbagai wilayah penghasil utama.***

Bagikan :

Artikel Lainnya