Ketum GAPKI, Eddy Martono: Konsumsi Sawit Meningkat, Produksi Harus Digenjot

Dalam Rapat Kerja GAPKI 2024, Eddy Martono mengungkapkan bahwa produksi kelapa sawit stagnan sementara konsumsi meningkat. Ia mendorong percepatan verifikasi lahan oleh Satgas serta peremajaan sawit rakyat sebagai langkah strategis menghadapi tantangan industri.

BERITA

Arsad Ddin

26 Februari 2025
Bagikan :

(Foto: diskominfomc.kalselprov.go.id)

Banjarmasin, HAISAWIT - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, membahas pentingnya peningkatan produksi kelapa sawit di tengah permintaan yang terus naik.

Dilihat laman Media Center Pemprov Kalsel, Rabu (26/02/2025), Eddy menyampaikan saat ini konsumsi minyak sawit nasional mengalami tren peningkatan, sementara produksi masih stagnan. Kondisi ini berpotensi memengaruhi keseimbangan pasar ekspor dan domestik.

“Kita berharap tidak terlalu lama masalahnya bisa selesai. Saat ini, produksi kita stagnan sementara konsumsi terus meningkat. Ini harus diantisipasi dengan serius agar tidak berdampak pada berkurangnya ekspor kelapa sawit Indonesia,” ungkap Eddy Martono.

Eddy juga mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi adalah permasalahan legalitas lahan yang sedang dalam proses penyelesaian oleh Satuan Tugas (Satgas) yang telah dibentuk pemerintah.

Saat ini, ada sekitar 3,2 juta hektar kawasan yang menjadi fokus verifikasi oleh Satgas. Dari jumlah tersebut, tidak hanya perusahaan besar yang terdampak, tetapi juga perkebunan milik masyarakat.

“Dari 436 perusahaan yang sudah diverifikasi oleh Satgas berdasarkan SK 36, ada sekitar 200 perusahaan anggota GAPKI yang masih dalam proses verifikasi. Luasannya bervariasi, ada yang hanya 10 hektar, 50 hektar, bahkan hingga 100 hektar,” lanjut Eddy.

Menurutnya, selain aspek legalitas lahan, peremajaan sawit rakyat menjadi solusi utama dalam menjaga stabilitas produksi. Tanaman sawit yang sudah tua perlu segera diremajakan agar produktivitas tidak terus menurun.

“Kita melihat bahwa peremajaan sawit rakyat sangat penting. Kita menghadapi ancaman besar jika konsumsi terus meningkat, sementara produksi stagnan dan produktivitas malah menurun. Ini bisa menjadi masalah besar bagi industri kita,” jelasnya.

GAPKI juga menilai bahwa penyelesaian permasalahan kawasan hutan akan membuka peluang bagi petani sawit untuk meningkatkan hasil produksi mereka.

“Tema hari ini sangat tepat, karena dengan menyelesaikan masalah kawasan hutan, kita membuka jalan untuk peremajaan sawit yang lebih produktif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, pihak GAPKI terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi hambatan produksi, baik dari segi regulasi maupun teknis di lapangan.

Dalam menghadapi tantangan ini, sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan petani sawit menjadi langkah penting agar sektor kelapa sawit tetap mampu memenuhi permintaan pasar.

Langkah-langkah konkret diperlukan untuk meningkatkan produktivitas sawit di Indonesia, baik melalui kebijakan pemerintah maupun penerapan teknologi yang lebih efisien di sektor perkebunan.***

Bagikan :

Artikel Lainnya