Tingkatkan Produksi Biodiesel untuk Mengurangi Impor Minyak Bumi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan komitmennya dalam menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan strategi peningkatan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis sawit atau biodiesel

BERITA

HLS Redaksi

27 April 2024
Bagikan :

Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan komitmennya dalam menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan strategi peningkatan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis sawit atau biodiesel. Sebagai langkah konkret, target produksi biodiesel direncanakan untuk ditingkatkan menjadi 15,8 juta kiloliter (KL), sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi. Hal ini merupakan langkah yang signifikan mengingat target sebelumnya sebesar 13,4 juta KL.

"Dengan penurunan subsidi untuk impor BBM, target (produksi biodiesel) tahun ini adalah 13,4 juta KL bisa naik jadi 15,8 juta KL, jadi ada peningkatan saya rasa seiring dengan penurunan subsidi untuk impor BBM tentu saja itu bisa dilakukan," ungkap Eniya kepada CNBC Indonesia.

Menurut Eniya, dorongan untuk peningkatan produksi biodiesel juga didorong oleh langkah pemerintah yang tengah mendorong pemanfaatan biodiesel, terutama B40, yang merupakan campuran BBM dengan biodiesel dengan konsentrasi 40%. Uji coba penggunaan B40 tidak hanya terfokus pada sektor otomotif, tetapi juga mencakup sektor perkapalan, alat berat, dan pertanian.

"B40 uji untuk otomotif itu sebetulnya sudah tidak ada masalah karena sudah dilakukan sejak tahun lalu, 2023. Nah 2024 ini kita lanjut untuk uji perkapalan, alat pertanian, alat besar seperti ekskavator heavy duty vehicle, lalu kelautan kapal-kapal. Itu uji-uji sudah saya kick off sejak bulan lalu lalu rencana uji sampai Desember tahun ini perlu waktu untuk uji coba dan sejauh ini belum ada komplain," jelas Eniya.

Diharapkan, dengan perluasan penggunaan B40, akan terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan Crude Palm Oil (CPO) dan penurunan emisi karbon yang dihasilkan oleh BBM, yang pada akhirnya akan berdampak pada pengurangan impor BBM ke dalam negeri.

"Nah ini harapkan tentunya ada peningkatan penggunaan CPO dan sekaligus upaya untuk penurunan emisinya masif dan pengurangan impor BBM tentu saja," tambahnya.

Namun, peningkatan penggunaan biodiesel tidak terlepas dari perhatian terhadap kesejahteraan petani sawit. Eniya menegaskan bahwa langkah-langkah kompensasi bagi industri CPO harus diawasi secara ketat oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk memastikan bahwa petani mendapatkan dukungan yang memadai.

“Namun ini juga berefek pada peningkatan subsidi untuk biodiesel jadi kompensasi untuk industri CPO. Saya rasa itu juga dikawal oleh BPDPKS karena saat ini sangat memprihatinkan petani ya. Saya rasa dengan adanya permintaan yang lebih harga juga akan kompetitif dan bantuan untuk petani juga bisa dilakukan,” tandasnya.

Sumber : sawitindonesia.com


Bagikan :

Artikel Lainnya