
Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi (Foto: ppid.ipb.ac.id)
Bogor, HAISAWIT – Bogor, HAISAWIT - Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menyatakan bahwa teknologi pemetaan sawit berbasis citra satelit mampu meningkatkan efisiensi di sektor hulu. Hal ini diungkapkan dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Departemen Agribisnis IPB University, yang membahas hilirisasi dan huluisasi sawit beberapa waktu lalu.
Dalam seminar tersebut, Prof. Arif Satria memaparkan bahwa teknologi pemetaan tersebut telah diterapkan pada 854.000 hektare lahan sawit. Dengan menggunakan citra satelit, teknologi ini memungkinkan analisis yang lebih tepat terhadap unsur hara di lahan sawit, yang berujung pada peningkatan produktivitas.
“IPB University telah mengembangkan teknologi pemetaan unsur hara berbasis citra satelit yang telah diterapkan di 854.000 hektare lahan sawit," ujar Prof. Arif Satria, dikutip laman IPB, Rabu (02/04/2025).
Teknologi ini, menurutnya, tidak hanya memperbaiki pengelolaan lahan, tetapi juga memberikan dampak langsung pada efisiensi biaya operasional. Salah satunya adalah peningkatan efisiensi dalam proses pemupukan, yang menjadi lebih tepat sasaran dan mengurangi pemborosan.
“Teknologi ini meningkatkan efisiensi pemupukan hingga 30 persen, memperkuat sektor hulu, serta mendukung hilirisasi yang lebih kompetitif,” katanya.
Prof. Arif juga menambahkan bahwa penerapan teknologi ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Selain itu, teknologi pemetaan juga mendukung upaya untuk meningkatkan keberlanjutan sektor kelapa sawit di Indonesia.
Sektor hilir kelapa sawit, menurutnya, membutuhkan dukungan teknologi untuk meningkatkan daya saing global. Integrasi teknologi dalam sektor hulu dan hilir akan membuka peluang baru bagi pengembangan produk berbasis sawit yang lebih bernilai tambah.
Selain itu, seminar ini juga membahas pentingnya penguatan kemitraan antara petani dan industri sawit, termasuk peran sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Hal ini akan mendukung upaya untuk mewujudkan sawit yang berkelanjutan.***