PT Dharma Satya Nusantara Tbk membukukan pendapatan Rp10,1 triliun sepanjang 2024, dengan segmen sawit menyumbang 87%. Penurunan produksi akibat cuaca ekstrem diimbangi oleh kenaikan harga jual CPO dan peningkatan rendemen.
Arsad Ddin
3 Maret 2025PT Dharma Satya Nusantara Tbk membukukan pendapatan Rp10,1 triliun sepanjang 2024, dengan segmen sawit menyumbang 87%. Penurunan produksi akibat cuaca ekstrem diimbangi oleh kenaikan harga jual CPO dan peningkatan rendemen.
Arsad Ddin
3 Maret 2025(Foto: dsn.co.id)
Jakarta, HAISAWIT - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun pada tahun 2024. Peningkatan laba ini terjadi seiring dengan kenaikan pendapatan dari segmen kelapa sawit yang tetap menjadi kontributor utama.
Dikutip laman DSNG, Senin (03/03/2025), pendapatan perusahaan tumbuh 6,5% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp10,1 triliun. Sementara itu, segmen kelapa sawit menyumbang sekitar 87% dari total pendapatan.
Peningkatan laba DSNG juga didukung oleh efisiensi biaya operasional. Penurunan harga pupuk menjadi salah satu faktor yang membantu perusahaan dalam menjaga profitabilitas di tengah tantangan produksi.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Andrianto Oetomo, menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan periode yang cukup berat bagi perusahaan.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang menantang bagi Perseroan. Fenomena El Nino yang terjadi sejak Juni 2023 hingga April 2024 yang lalu memengaruhi produktivitas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2024,” ujar Andrianto.
El Nino yang berkepanjangan menyebabkan penurunan produksi tandan buah segar (TBS). Produksi TBS dari kebun inti DSNG turun 7% YoY menjadi 2,1 juta ton. Selain itu, pasokan dari pihak eksternal juga berkurang 23% YoY, sehingga jumlah TBS yang diolah menurun 12% dibanding tahun sebelumnya.
Andrianto Oetomo menambahkan bahwa kondisi ini berdampak pada pasokan CPO di pasar.
“Namun, kondisi ini justru mendorong kenaikan ASP karena pasokan CPO yang berkurang,” lanjut Andrianto.
Meski produksi CPO mengalami penurunan sebesar 9% menjadi 602 ribu ton, kenaikan harga jual rata-rata (ASP) CPO berhasil menopang pendapatan.
Di sisi lain, perseroan mencatat peningkatan rendemen atau Oil Extraction Rate (OER) sebesar 3% menjadi 23,9%. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kualitas CPO dengan kadar Free Fatty Acid (FFA) yang lebih rendah di angka 2,86%.
Selain segmen sawit, bisnis energi terbarukan DSNG juga mengalami pertumbuhan. Penjualan cangkang sawit (palm kernel shell/PKS) naik 135% dari sisi volume, dengan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 8% secara YoY.
Secara keseluruhan, total aset DSNG meningkat 7,6% YoY menjadi Rp17,4 triliun, didukung oleh investasi strategis pada entitas asosiasi REA Kaltim. Di sisi lain, liabilitas naik 3,1% YoY menjadi Rp7,5 triliun, sementara ekuitas tumbuh 11,3% menjadi Rp9,8 triliun.***