India menjadi pengimpor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia dengan nilai ekspor lebih dari US$2,6 miliar pada 2023
Arsad Ddin
4 Desember 2024India menjadi pengimpor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia dengan nilai ekspor lebih dari US$2,6 miliar pada 2023
Arsad Ddin
4 Desember 2024Foto Ilustrasi (Foto: bpdpks.or.id)
Jakarta, HAISAWIT - Indonesia terus menunjukkan posisinya sebagai produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia. Sebagian besar hasil produksi CPO Indonesia diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia, sementara sisanya dipasarkan untuk kebutuhan domestik.
Dilansir dari data.goodstats.id, Rabu (04/12/2024), India menjadi negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia pada tahun 2023. Dari total ekspor CPO Indonesia, India menyerap sebanyak 3,12 juta ton atau sekitar 86,71% dari keseluruhan volume ekspor.
Nilai ekspor CPO ke India juga sangat signifikan, mencapai US$2,63 miliar. Permintaan yang tinggi ini mencerminkan ketergantungan India pada minyak sawit Indonesia untuk memenuhi kebutuhan domestik, khususnya di sektor makanan dan industri.
Selain India, empat negara lainnya yang menjadi tujuan utama ekspor CPO Indonesia adalah Italia, Malaysia, Belanda, dan Kenya. Kelima negara ini menyumbang sekitar 97,64% dari total ekspor CPO Indonesia, menunjukkan pentingnya peran mereka dalam perdagangan global minyak sawit.
Italia dan Malaysia masing-masing memiliki kontribusi sebesar 4,02% dan 3,00% terhadap total ekspor CPO Indonesia. Italia memanfaatkan minyak kelapa sawit untuk kebutuhan bahan bakar nabati (biofuel) dan industri makanan, sementara Malaysia menggunakannya untuk proses hilirisasi dalam negeri.
Belanda dan Kenya juga berperan dalam menyerap produk CPO Indonesia dengan kontribusi masing-masing sebesar 2,08% dan 1,83%. Kehadiran Kenya dalam daftar ini menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit Indonesia tidak hanya menjangkau Asia dan Eropa, tetapi juga hingga benua Afrika.
Keberhasilan Indonesia dalam menembus pasar internasional ini didukung oleh peningkatan kualitas produksi, efisiensi rantai pasok, dan daya saing harga. Namun, tantangan seperti regulasi ketat di beberapa negara tujuan dan isu keberlanjutan tetap menjadi perhatian.
Untuk menjaga dominasi di pasar global, Indonesia perlu terus meningkatkan inovasi produk berbasis minyak sawit dan memperkuat diplomasi perdagangan. Langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan posisi Indonesia sebagai eksportir utama CPO, khususnya di pasar strategis seperti India.***