Indonesia mengoptimalkan limbah sawit untuk ekspor lidi, kontribusi signifikan terhadap devisa negara. Nilai ekspor tumbuh 11,44% di 2023
HLS Redaksi
11 Agustus 2024Indonesia mengoptimalkan limbah sawit untuk ekspor lidi, kontribusi signifikan terhadap devisa negara. Nilai ekspor tumbuh 11,44% di 2023
HLS Redaksi
11 Agustus 2024Jakarta, HAISAWIT – Ekspor lidi sawit Indonesia semakin menunjukkan kontribusi signifikan terhadap peningkatan devisa negara. Pemanfaatan limbah sawit untuk produk lidi membuka peluang besar dalam pasar internasional.
Berdasarkan data Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang rilis pada, Senin (07/08/2024), Lidi sawit, yang dihasilkan dari limbah pelepah sawit, mengalami pertumbuhan ekspor yang positif. Pada tahun 2023, nilai ekspor lidi sawit mencapai USD29,32 juta, meningkat 11,44% dibandingkan tahun 2022. Volume ekspor juga mengalami kenaikan 15,97% yoy menjadi 70,08 ribu ton.
Peningkatan permintaan dari negara-negara seperti India dan Pakistan telah menjadi pendorong utama ekspor. Ekspor ke India, misalnya, naik USD1,16 juta menjadi USD17,04 juta pada tahun 2023. Begitu juga dengan Pakistan, yang mengalami peningkatan sebesar USD1,84 juta menjadi USD6,17 juta.
Dalam wawancaranya, Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat, mengungkapkan bahwa penurunan ekspor lidi sawit pada semester I-2024 dipengaruhi oleh suku bunga tinggi dan penurunan permintaan global. Meski demikian, ada peluang untuk meningkatkan ekspor ke pasar baru seperti Pakistan, Filipina, dan Vietnam.
“Melihat realisasi nilai ekspor Semester I-2024 maka nilai ekspor menunjukkan penurunan hingga akhir 2024, terutama ke India, Jepang, dan Tiongkok. Era suku bunga tinggi melemahkan sektor properti global dan mengurangi permintaan produk furnitur dan home decor, konsumen cenderung memilih produk esensial. Namun, ada peluang ekspor ke negara dengan permintaan meningkat seperti Pakistan, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, dan Iran. Indonesia sebagai salah satu produsen utama diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas produk di pasar non-tradisional,” kata Donda Sarah Hutabarat.
Ekspor lidi sawit Indonesia juga menunjukkan daya saing yang kuat di pasar global. Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara eksportir utama setelah Tiongkok, dengan porsi 12,42% terhadap total ekspor dunia. Negara lain yang juga berkontribusi dalam pasar ini adalah Sri Lanka, Belanda, dan Meksiko.
Rianto Aritonang, pemilik CV Kahaka Internasional, adalah salah satu eksportir yang sukses memanfaatkan limbah sawit. Ia memanfaatkan Kredit Modal Kerja Ekspor Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM LPEI untuk mendukung ekspor lidi sawitnya. Sejak 2020, CV Kahaka Internasional telah mengekspor 8.500 metrik ton lidi sawit dengan nilai ekspor mencapai USD3,5 juta.
"Satu kontainer itu dapat memuat hingga 25 ton lidi senilai Rp130-150 juta per kontainer. Lidi-lidi tersebut nanti diolah lagi di negara tujuan menjadi sapu lidi siap pakai," Rianto menjelaskan.
Ekspor lidi sawit tidak hanya meningkatkan devisa negara tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi petani sawit di Indonesia. Petani dapat menghasilkan pendapatan tambahan dari pelepah sawit yang sebelumnya hanya dianggap limbah.
Dengan terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar dari limbah sawit untuk memberikan kontribusi lebih besar terhadap ekonomi nasional.