-
April
31 Mei 2024-
April
31 Mei 2024Jakarta - Indonesia diperkirakan akan memiliki jenis baru Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun depan. BBM baru ini akan mengandung bioetanol dengan peningkatan penggunaan hingga 10% dalam campurannya.
Pemerintah melakukan pencampuran ini sebagai upaya untuk mengurangi impor BBM. Bioetanol sendiri merupakan hasil fermentasi biomassa dari tanaman seperti jagung dan tebu.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa saat ini Pertamina telah mengimplementasikan campuran BBM dengan 5% bioetanol, yang dikenal dengan Pertamax Green 95. "Kementerian ESDM sudah memiliki regulasi untuk ini. E5 sudah berjalan, dan E10 akan mulai pada 2025. Namun, selama ini implementasinya belum terlihat. Industri kita belum mengejar. Regulasi sudah siap, tetapi potensi etanol untuk mengurangi impor BBM sangat besar," ujar Eniya usai acara Green Economic Forum 2024, Kamis (30/5/2024).
Menurut Eniya, selain dapat menekan impor BBM, pencampuran BBM dengan etanol juga dapat meningkatkan performa mesin kendaraan. Hal ini berbeda dengan biodiesel, yang dapat menyebabkan kerusakan komponen mesin seperti penumpukan kerak dan pengendapan. "Biodiesel bisa menyebabkan filter cepat rusak karena menggelembung dan kerak. Namun, etanol justru menambah oktan, sehingga performa mesin lebih baik. Hanya saja, masalahnya terletak pada cukai," jelasnya.
Meskipun demikian, Eniya mengungkapkan bahwa pemerintah telah sepakat untuk menghapus pungutan bea cukai untuk etanol fuel grade yang akan digunakan sebagai campuran BBM. "Regulasi sudah memungkinkan untuk menghapus cukai. Kementerian Keuangan telah menjelaskan bahwa cukai tidak diperlukan. Namun, izin usaha untuk produksi bioetanol sebagai bahan bakar perlu disinergikan. Jadi, diperlukan satu perizinan baru," tambahnya.